Keperawanan menurut masyarakat masih diidentikkan oleh selaput darah yang pasti berdarah pada HUS pertama kali. Faktanya, selaput darah itu merupakan jaringan otot yang tidak mengandung pembuluh darah. Jadi robeknya selaput darah tidak akan mengeluarkan darah. Keluarnya darah pada hubungan badan pertama karena adanya benda (contohnya penis) yang memasuki vagina.
Penis dapat menimbulkan luka disekitar vagina atau memecahkan pembuluh darah. Jadi darah pada hubungan seks pertama bukan karena robeknya selaput darah tetapi karena pecahnya pembuluh darah di sekitar vagina. Saat penis masuk ke vagina pada hubungan seksual pertama kali, pembuluh darah di sekitar vagina dapat tidak pecah/sedikit saja sehingga tidak tampak darah.
Oleh karenanya kurang tepat kalau mengidentikkan keperawanan dengan selaput darah dan pasti berdarah. Selaput darah bisa saja robek bukan karena hubungan seks. Jadi pada dasarnya keperawanan lebih kepada makna fisik-psikologis-sosial seseorang masih mampu mempertahankan harga dirinya.
Lalu bagaimana dengan keperawanan apakah bisa dilihat dari bentuk pinggul dan cara berjalan?
Pada dasarnya keperawanan tidak bisa dilihat dari bentuk pinggul atau cara jalan. Keperawanan hanya bisa diketahui melalui hasil pemeriksaan selaput darah oleh dokter. Robeknya selaput darah dapat diketahui dengan jelas penyebabnya. Keperawanan juga dapat diketahui dari kejujuran masing-masing pihak.
Keperawanan, bercak darah, bentuk pinggul dan cara berjalan itu semua adalah mitos-mitos yg selama ini berkembang luas dimasyarakat. Mitos tersebut belum tentu benar atau kurang tepat, Tapi banyak orang yang mempercayai kalau mitos-mitos itu benar. Nah, bagaimana dengan kalian sahabat smartforedi.com...?
Sumber : diedit ulang smartforedi.com dari buku kespro PKBI-UNFPA
Selasa, 30 November 2010
Mengenal Masa Subur dan Proses terjadinya Kehamilan
Dari segi kebidanan, titik puncak kesuburan sebenarnya terjadi pada hari ke -14 sebelum haid berikutnya. Tetapi karena haid berikutnya seringkali tidak sama pada setiap perempuan, maka masa subur diperkirakan 3 – 5 hari sebelum dan sesudah hari ke-14 tersebut. Jadi kurang lebih 10 hari di tengah-tengah siklus antara periode haid. Hubungan seks pada masa subur ini dapat menyebabkan kehamilan. Jadi bagi anda yang ingin pasangannya hamil harus memahami hal ini.
Namun demikian masa subur ini sulit diketahui secara pasti. Hal ini disebabkan karena siklus haid perempuan biasanya tidak teratur, sehingga masa subur sulit diketahui secara tepat. Selain itu faktor2 eksternal (gizi, stress, kondisi fisik) juga berperan dalam menentukan siklus haid seseorang.
Reproduksi berarti membuat kembali. Pada saat alat kelamin laki-laki ada dalam vagina dan terjadi ejakulasi, maka sperma masuk kedalam rahim. Setiap ejakulasi dipancarkan ± 3,5 cc cairan mani yang mengandung ± 100 juta sperma tiap cc-nya. Sperma dapat bertahan 2-3 hari di dalam rongga rahim, sedangkan sel telur (opung) bertahan hingga 12 – 24 jam setelah ovulasi.
Dari berjuta-juta sperma yang masuk, yang berhasil menembus sel telur biasanya hanya satu sehingga sperma lain tidak dapat masuk. Proses ini disebut pembuahan (fertilasi) yang terjadi di dalam bagian saluran indung telur (tuba pallopi yang melebar-pars ampulam). Hasilnya disebut zigot yang kemudian berjalan selama 3 – 5 hari menuju rahim dan melekat pada bagian atas (fundus) rahim. Proses ini disebut nidasi(implantasi). Zigot mengadakan pembelahan sel dan selanjutnya menjadi janin (fetus).
Di dalam rahim, janin akan mendapatkan makanan dari ari-ari (plasenta) melalui tali pusat. Janin dilindungi oleh air ketuban yang berguna untuk melindungi janin dari goncangan luar dan memberikan keleluasaan janin untuk bergerak. Setelah itu bayi akan keluar melalui vagina yang didahului keluarnya sedikit darah/lendir, cairan ketuban dan mules-mules karena kontraksi rahim untuk membuka leher rahim. Proses dari pembuahan sampai kelahiran inilah yang disebut kehamilan.
Sumber : diedit ulang smartforedi.com dari buku kespro PKBI-UNFPA
Namun demikian masa subur ini sulit diketahui secara pasti. Hal ini disebabkan karena siklus haid perempuan biasanya tidak teratur, sehingga masa subur sulit diketahui secara tepat. Selain itu faktor2 eksternal (gizi, stress, kondisi fisik) juga berperan dalam menentukan siklus haid seseorang.
Reproduksi berarti membuat kembali. Pada saat alat kelamin laki-laki ada dalam vagina dan terjadi ejakulasi, maka sperma masuk kedalam rahim. Setiap ejakulasi dipancarkan ± 3,5 cc cairan mani yang mengandung ± 100 juta sperma tiap cc-nya. Sperma dapat bertahan 2-3 hari di dalam rongga rahim, sedangkan sel telur (opung) bertahan hingga 12 – 24 jam setelah ovulasi.
Dari berjuta-juta sperma yang masuk, yang berhasil menembus sel telur biasanya hanya satu sehingga sperma lain tidak dapat masuk. Proses ini disebut pembuahan (fertilasi) yang terjadi di dalam bagian saluran indung telur (tuba pallopi yang melebar-pars ampulam). Hasilnya disebut zigot yang kemudian berjalan selama 3 – 5 hari menuju rahim dan melekat pada bagian atas (fundus) rahim. Proses ini disebut nidasi(implantasi). Zigot mengadakan pembelahan sel dan selanjutnya menjadi janin (fetus).
Di dalam rahim, janin akan mendapatkan makanan dari ari-ari (plasenta) melalui tali pusat. Janin dilindungi oleh air ketuban yang berguna untuk melindungi janin dari goncangan luar dan memberikan keleluasaan janin untuk bergerak. Setelah itu bayi akan keluar melalui vagina yang didahului keluarnya sedikit darah/lendir, cairan ketuban dan mules-mules karena kontraksi rahim untuk membuka leher rahim. Proses dari pembuahan sampai kelahiran inilah yang disebut kehamilan.
Sumber : diedit ulang smartforedi.com dari buku kespro PKBI-UNFPA
Langganan:
Postingan (Atom)