Keperawanan menurut masyarakat masih diidentikkan oleh selaput darah yang pasti berdarah pada HUS pertama kali. Faktanya, selaput darah itu merupakan jaringan otot yang tidak mengandung pembuluh darah. Jadi robeknya selaput darah tidak akan mengeluarkan darah. Keluarnya darah pada hubungan badan pertama karena adanya benda (contohnya penis) yang memasuki vagina.
Penis dapat menimbulkan luka disekitar vagina atau memecahkan pembuluh darah. Jadi darah pada hubungan seks pertama bukan karena robeknya selaput darah tetapi karena pecahnya pembuluh darah di sekitar vagina. Saat penis masuk ke vagina pada hubungan seksual pertama kali, pembuluh darah di sekitar vagina dapat tidak pecah/sedikit saja sehingga tidak tampak darah.
Oleh karenanya kurang tepat kalau mengidentikkan keperawanan dengan selaput darah dan pasti berdarah. Selaput darah bisa saja robek bukan karena hubungan seks. Jadi pada dasarnya keperawanan lebih kepada makna fisik-psikologis-sosial seseorang masih mampu mempertahankan harga dirinya.
Lalu bagaimana dengan keperawanan apakah bisa dilihat dari bentuk pinggul dan cara berjalan?
Pada dasarnya keperawanan tidak bisa dilihat dari bentuk pinggul atau cara jalan. Keperawanan hanya bisa diketahui melalui hasil pemeriksaan selaput darah oleh dokter. Robeknya selaput darah dapat diketahui dengan jelas penyebabnya. Keperawanan juga dapat diketahui dari kejujuran masing-masing pihak.
Keperawanan, bercak darah, bentuk pinggul dan cara berjalan itu semua adalah mitos-mitos yg selama ini berkembang luas dimasyarakat. Mitos tersebut belum tentu benar atau kurang tepat, Tapi banyak orang yang mempercayai kalau mitos-mitos itu benar. Nah, bagaimana dengan kalian sahabat smartforedi.com...?
Sumber : diedit ulang smartforedi.com dari buku kespro PKBI-UNFPA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar